Pada saat ini tercatat sudah mempunyai anggota sebanyak 84 orang. Ikan hias Koi sudah dibudidayakan di Kabupaten Blitar sejak tahun 1985, dan mulai berkembang pada tahun 1990, walaupun bukan asli ikan dari Indonesia tetapi sekarang sudah menjadi sumber penghidupan para Pembudidaya dan pedagang di Kabupaten Blitar.
Pada akhir tahun 2001 Blitar Koi Club bersama Nelayan dan Pembudidaya ikan Konsumsi memohon kepada Pemerintah Kabupaten Blitar dan kepada Komisi B DPRD Kabupaten Blitar untuk membentuk Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Blitar dengan latar belakang Potensi yang besar yang belum digarap secara optimal dan mempunyai Departemen Kelautan dan Perikanan di Pemerintah Pusat.
Kejadian yang sangat Luar Biasa pada bulan Juli tahun 2002 dan 2003 yaitu terjangkitnya wabah Virus Koi Herves sehingga ada peraturan pembatasan peredaran ikan koi yang berdampak terpuruknya produksi dan pemasaran ikan koi dari Blitar hingga 70% ikan koi mengalami kematian. Dengan upaya pengendalian penyakit yang maksimal BKC dibantu oleh Dinas Kelautan dan Perikanan, Bagian Perekonomian Kabupaten Blitar serta Dinas Pertanian Kota Blitar bersusah payah mengadakan Pameran dan Kontes Koi dengan even All Blitar Koi Show ke 4 di Lapangan Tenis Penataran. Dihadiri oleh Bapak Dirjen Peningkapan Kapasitas Kelembagaan dan Pemasaran , Departemen Kelautan dan Perikanan, kami menunjukan bahwa wabah penyakit Koi Herves Virus ( KHV ) sudah bisa dikendalikan walaupun belum hilang. Dari upaya melaksanakan Pameran dan kontes di Penataran tersebut peraturan pembatasan peredaran ikan hias koi dicabut, sehingga produksi dan pemasaran merangkak naik kembali, dapur pembudidaya dan pedagang ikan koi sudah bisa mengepul lagi. Dari acara pameran dan kontes ikan koi tanggal 1,2,3 Oktober 2003 tersebut juga dihadiri Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan yaitu Bapak Sunoto, yang mempunyai gagasan bahwa ikan hias koi ini mempunyai nilai estetika yang tinggi, maka tercetus ide menjadikan ikan koi disamping sebagai sumber penghidupan utama pembudidaya dan pedagang bisa juga dijadikan sebagai tujuan wisata dan edukasi dengan istilah Kampung Koi. Maka dari itu ditindaklanjuti oleh Dirjen Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Pemasaran, Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan Tanah disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Blitar membangun Sub Raiser Ikan hias di desa Penataran, terpadu dengan Kawasan Wisata Penataran. Ide Kampung koi diadopsi oleh Bpk Kholik dengan Kampung Coklat, ironisnya malah Kampung Coklat yang maju dan terkenal lebih dulu di tingkat Nasional.